Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang
berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat
lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai
munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape
Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab
(1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap
(2000). Di Indonesia bangunan pracetak sering digunakan untuk pembangunan rumah
susun sewa (rusunawa) Sehubungan dengan adanya Program Percepatan Pembangunan
Rumah Susun yang digagas Pemerintah pada tahun 2006, para pihak yang terkait
dengan industri pracetak pada tahun 2007 telah mengembangkan dan menguji tahan
gempa sistem pracetak untuk rumah susun sederhana bertingkat tinggi yang telah
siap digunakan untuk mendukung program tersebut.
Sistem pracetak telah terbukti dapat
mendukung pembangunan rumah susun dan rumah sederhana yang berkualitas, cepat
dan ekonomis. Sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, penemu,
lembaga penelitian, dan industri pada bidang ini telah menghasilkan puluhan
sistem bangunan baru hasil karya putra-putra bangsa yang telah dipatenkan dan
diterapkan secara aktif.
Penerapan sistem pracetak untuk bangunan
rusuna bertingkat tinggi pertama kali dilakukan pada rusunami Pulogebang. Saat
ini sudah ada rusunami bertingkat 16 lantai. Pada kawasan Pulogebang juga
dibangun Kawasan Sentra Timur dengan berpusat pada hunian rusuna 20 – 24 lantai
(Nurjaman dan Sidjabat,2000 dalam M. Abduh 2007).
Permasalahan mendasar dalam perkembangan
sistem pracetak di Indonesia saat ini adalah :
1. Sistem ini relatif baru.
2. Kurang tersosialisasikan
jenisnya, produk dan kemampuan sistem pracetak yang telah ada.
3. Keandalan sambungan antar
komponen untuk sistem pracetak terhadap beban gempa.
4. Belum adanya pedoman resmi
mengenai tatacara analisis, perencanaan serta tingkat kendalan khusus untuk
sistem pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku konstruksi.
(sumber :
http://rahman-betonpracetak.blogspot.co.id/2014/09/perkembangan-beton-pracetak.html
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar