Kamis, 23 November 2017

BAHAN TAMBAHAN UNTUK BETON



Bahan  tambah,  additive  dan  admixture adalah bahan  selain semen, agregat dan air yang ditambahkan pada adukan beton,  sebelum atau selama  pengadukan  beton  untuk  mengubah  sifat  beton  sesuai dengan  keinginan  perencana. Penambahan  additive  atau  admixture  tersebut  ke  dalam  campuran  beton  ternyata  telah  terbukti meningkatkan  kinerja  beton  hampir  disemua  aspeknya,  yaitu  kekuatan,  kemudahan  pengerjaan, keawetan dan kinerja-kinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi konstruksi modern. Mengacu pada klasifikasi ASTM C494-82, dikenal beberapa jenis admixture sebagai berikut :



a.       Tipe A : Water Reducer (WR) atau plasticizer.
Bahan  kimia  tambahan  untuk  mengurangi  jumlah  air  yang  digunakan.  Dengan  pemakaian bahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama, atau diperoleh kekentalan adukan lebih encer pada faktor air semen yang sama.
b.      Tipe B : Retarder
Bahan  kimia  untuk  memperlambat  proses  ikatan  beton.  Bahan  ini  diperlukan  apabila dibutuhkan  waktiu  yang  cukup  lama  antara  pencampuran/pengadukan  beton  dengan penuangan adukan. Atau dimana jarak antara tempat pengadukan betondan tempat penuangan adukan cukup jauh.
c.       Tipe C : Accelerator
Bahan  kimia  untuk mempercepat  proses  ikatan  dan  pengerasan  beton. Bahan  ini digunakan jika  penuangan  adukan  dilakukan  dibawah  permukaan  air,  atau  pada  struktur beton  yang memerlukan pengerasan segera.
d.      Tipe D : Water Reducer Retarder (WRR)
Bahan kimia tambahn berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan memperlambat proses ikatan.

e.       Tipe E : Water Reducer Accelerator
Bahan kimia  tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan.

f.       Tipe F : High Range Water Reducer (Superplasticizer)
Bahan  kimia  yang  berfungsi  mengurangi  air  sampai  12 %  atau  bahkan  lebih. Penjelasan mengenai 
superplasticizer akan dibahas lebih lanjut.

g.      Tipe G : High Range Water Reducer (HRWR)

Bahan kimia  tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton. Bahan  kimia  tambahan  biasanya  dimasukkan  dalam  campuran  beton  dalam  jumlah  yang  relatif kecil  dibandingkan  dengan  bahan-bahan  utama,  maka  tingkatan  kontrolnya  harus lebih  besar daripada pekerjaan beton biasa. Hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kelebihan dosis, karena dosis yang berlebihan akan bisa mengakibatkan   menurunnya kinerja beton bahkan  lebih ekstrem lagi bisa menimbulkan kerusakan pada beton.

Menurut ASTM C494 dan British Standard 5075, Superplasticizer adalah bahan kimia  tambahan pengurang  air  yang  sangat  effektif.  Dengan  pemakaian  bahan  tambahan  ini  diperoleh  adukan dengan  faktor  air  semen  lebih  rendah  pada  nilai  kekentalan  adukan  yang  sama  atau  diperoleh adukan dengan kekentalan  lebih  encer dengan  faktor  air  semen  yang  sama,  sehingga  kuat  tekan beton lebih tinggi.

Superplasticizer  juga mempunyai  pengaruh  yang  besar  dalam meningkatkan workabilitas  bahan ini  merupakan  sarana  untuk  menghasilkan  beton  mengalir  tanpa  terjadi  pemisahan (segregasi/bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, maka bahan ini  berguna  untuk  pencetakan  beton  ditempat-tempat  yang  sulit  seperti  tempat  pada  penulangan yang  rapat.  Superplasticizer  dapat  memperbaiki  workabilitas  namun  tidak  berpengaruh  besar
dalam meningkatkan kuat  tekan beton untuk  faktor  air  semen  yang diberikan. Namun  kegunaan superplasticizer untuk beton mutu  tinggi  secara umum  sangat berhubungan dengan pengurangan jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L. J. Parrot,1998).

Untuk  meningkatkan  workability  campuran  beton,  penggunaan  dosis  superplasticizer  secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Larutan superplasticizer terdiri dari 40% material  aktif.  Ketika  superplasticizer  digunakan  untuk  menguarangi  jumlah  air,  dosis  yang digunakan akan lebih besar, 5 sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton.(Neville, 1995)

Menurut (Edward G Nawy, 1996). Superplasticizer dibedakan menjadi 4 jenis :
1.  Modifikasi Lignosulfonat tanpa kandungan klorida.   xxvi
2. Kondensasi  Sulfonat  Melamine  Formaldehyde  (SMF)  dengan  kandungan  klorida  sebesar 0.005%
3. Kondensasi  Sulfonat  Nephtalene  Formaldehyde  (SNF)  dengan  kandungan  klorida  yang diabaikan.
4.  Carboxyl acrylic ester copolymer.

Jenis  SMF  dan  SNF  yang  disebut  garam  sulfonik  lebih  sering  digunakan  karena  lebih  effektif dalam  mendispersikan  butiran  semen,  juga  mengandung  unsur-unsur  yang  memperlambat pengerasan. 

Superplasticizer adalah zat-zat polymer organik yang dapat larut dalam air yang telah
dipersatukan dengan mengunakan proses polymerisasi yang komplek untuk menghasilkan molekul-molekul panjang dari massa molecular yang tinggi. Molekul-molekul panjang ini akan membungkus diri mengelilingi partikel semen dan memberikan pengaruh negatif yang tinggi sehingga antar partikel semen akan saling menjauh dan menolak. Hal ini akan menimbulkan pendispersian partikel semen sehingga mengakibatkan keenceran adukan dan meningkatkan workabilitas. Perbaikan workabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beton dengan workability yang tinggi atau menghasilkan beton dengan kuat tekan yang tinggi.

(sumber : http://civilcomm.blogspot.co.id/2013/01/bahan-additif-dalam-campuran-beton.html)

Tidak ada komentar: