Semen berasal dari bahasa latin “
cementum “Dimana kata – kata ini di pakai dalam bangs Roma yang berarti bahan
atau ramuan pengikat dengan, kata lain semen dapat didenifikasikan adalah suatu
bahan perekat yang berbentuk serbuk halus, bila di tambahkan air akan terjadi
reaksi hidrasi sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat (mineral
glue).Pada mulanya semen digunakan orang – orang Mesir Kuno untuk membangun
piramida yaitu sejak abad ke 5 dimana batu batanya satu sama lain terikat kuat
dan tahan terhadap cuaca selama berabad – abad. Bahan pengikat ini ditemukan
sejak manusia mengenal api karena mereka membuat api di gua – gua dan bila api
kena atap gua maka akan rontok berbentuk serbuk. Serbuk ini bela terkena hujan
menjadi keras dan mengikat batu – batuan disekitarnya dan dikenal orang sebagai
batu masonyim.
Semen merupakan salah satu bahan
perekat yang di campur dengan air mampu mengikat bahan – bahan padat seperti
pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen di
tentukan oleh susunan kimia yang di kandungnya. Adapun bahan utama yang
dikandung semen adalah kapur (CaO), silkat (SiO2), Alumunia (A1203),
ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta oksida lain
dalam jumlah kecil.
Jenis Proses Pembuatan Semen
- Proses Basah
Rotary klin pada desain awal relatif
sederhana di bandingkan dengan perkembangan modern. Umpan masuk pada suhu
lingkungan dalam bentuk slurry. Kiln proses basah panjangnya bisa mencapai 200
m dengan diameter mencapai 6 m. Alat di buat panjang karena banyak air yang di
uapkan dan mengoptimalkan proses pemindahan panas.
Keuntungan proses basah :
- Campuran / umpan kiln lebih homogen sehingga mutu semen lebih baik
- Episien penggilingan relatif lebih baik
- Jumlah debu yang dihasilkan lebih sedikit
Kerugian proses basah :
- Kebutuhan air dan bahan bakar relatif besar
- Kiln yang digunakan relatif lebih panjang sehingga di butuhkan banyak tempat
- Membutuhkan panas yang tinggi untuk pembakaran
- Boros bahan bakar
- Proses Semi
Pada proses semi basah, kadar air
pada raw material antara 17-21% yang berupa slurry, Sebelum diumpankan ke kiln,
harus di saring dahulu supaya terbentuk filter cake. Pada proses semi, kadar
air pada raw material antara 1 – 12 % dan raw material ini berupa butiran yang
lembab.
Keuntungan proses antara :
- Panas yang digunakan pada waktu pembakaran tidak terlalu besar di bandingkan proses basah
- Ukuran klinker yang keluar kiln seragam
Kerugian proses antara lain adalah
peralatan yang digunakan lebih banyak.
- Proses Kering
Dalam proses kering, bahan baku
dicampur masuk kiln melalui preheater. Disini, gas panas dari kiln, digunakan
untuk memanaskan umpan. Akibatnya, umpan sudah panas sebelum masuk kiln. Proses
kering jauh lebih efisien termal dari proses basah karena umpan dalam bentuk
kering dan sehingga hanya ada yang hanya sedikit air yang harus diuapkan.
Kiln pada proses kering dilengkapi
suspension preather. Alat ini adalah menara dengan serangkaian siklon yang
bergerak cepat dengan gas panas yang menjaga umpan melayang di udara. Sepanjang
waktu, umpan akan lebih panas dan gas akan lebih dingin sampai umpan berada
pada suhu hamper sama dengan gas.AC
Keuntungan proses kering
- Klin yang digunakan relatif pendek dan diameter lebih kecil sehingga hemat tempat
- Pemakaian bahan bakar lebih hemat
- Pemakaian panas lebih efisien
Kerugian proses kering
a. Relatif lebih banyak meninggalkan debu
b. Campuran tepung baku kurang homogen di bandingkan dengan proses basah
(sumber : https://jayawan.com/pengertian-semen/)
a. Relatif lebih banyak meninggalkan debu
b. Campuran tepung baku kurang homogen di bandingkan dengan proses basah
(sumber : https://jayawan.com/pengertian-semen/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar