Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan
Land smoothing (Penghalusan permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk
menjamin kemiringan yang berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk
penerapan saluran drainase permukaan
Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan
saluran drainase permukaan yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa
sampai 50%, dibandingkan dengan lahan yang kelebihan air dibuang dengan drainase
pipa tanpa dilakukan upaya pengaturan saluran drainase permukaan terlebih
dahulu.
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land
grading harus dilakukan secara teliti. ketidakseragaman dalam pengolahan lahan
dan areal yang memiliki cekungan merupakan tempat aliran permukaan (runoff)
berkumpul, harus dihilangkan dengan bantuan peralatan pengukuran tanah.
Pada
tanah cekungan, air yang tak berguna dialirkan secara sistematis melalui:
a.
Saluran/parit (terbuka) yang disebut
sebagai saluran acak yang dangkal (shallow random field drains)
b.
Dari shallow random field ditch air di
alirkan lateral outlet ditch
c.
Selanjutnya diteruskan kesaluran
pembuangan utama (Main Outlet ditch)
Outlet
ditch: umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 – 30 cm lebih dalam dari
saluran pembuangan acak dangkal.
Overfall
: jatuh air dari saluran pembuangan lateral ke saluran pembuangan utama dibuat
pada tingkat yang tidak menimbulkan erosi, bila tidak memungkinkan harus dibuat
pintu air, drop spillway atau pipa
2. Drainase
Acak (Random Field Drains)
Drainase
ini merupakan gambaran yang menunjukan pengelolaan untuk mengatasi masalah
cekungan dan lubang – lubang tempat berkumpulnya air. Lokasi dan arah dari
saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi lahan. Kemiringan lahan
biasanya diusahakan sedatar mungkin, hal ini untuk memudahkan peralatan traktor
pengolah tanah dapat beroperasi tanpa merusak saluran yang telah dibuat. Erosi
yang terjadi pada kondisi lahan seperti diatas, biasanya tidak menjadi masalah
karena kemiringan yang relatif datar. Tanah bekas penggalian saluran,
disebarkan pada bagian cekungan atau lubang – lubang tanah, untuk mengurangi
kedalaman saluran drainase.
3. Drainase
Pararel (Pararelle Field Drains)
Drainase ini digunakan pada tanah yang relative
datar dengan kemiringan kurang dari 1% – 2 %, system saluran drainase parallel
bisa digunakan. System drainase ini dikenal sebagai system
bedengan. Saluran drainase dibuat secara parallel, kadang kala jarak antara
saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari panjang dari barisan saluran
drainase untuk jenis tanah pada lahan tersebut, jarak dan jumlah dari tanah
yang harus dipindahkan dalam pembuatan barisan saluran drainase, dan panjang
maksimum kemiringan lahan terhadap saluran (200 meter). Keuntungan dari system
saluran drainase parallel, pada lahan terdapat cukup banyak saluran drainase.
Tanaman dilahan dalam alur, tegak lurus terhadap saluran drainase paralel.
Jumlah populasi tanaman pada lahan akan berkurang dikarenakan adanya saluran
paralel. Sehingga bila dibandingkan dengan land grading dan smoothing, hasil
produksi akan lebih sedikit. Penambahan jarak antara saluran paralel, akan
menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar menimbulkan
kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan saluran
drainase yang lebih besar dan dalam. Bila lebar bedding 400 m, maka aliran akan
dibagi dua agar lebar bedding tidak lebih dari 200 m. Pada bedding yang lebar,
harus dibarengi dengan land grading dan smoothing. Pada tanah gambut, saluran
drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah 1 meter. Pada
daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan pompa,
bangunan pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada musim
hujan.
Pada daerah dataran tertentu ditemukan sistem khusus
dari jarak saluran paralel, 2 saluran diletakkan secara paralel dengan jarak
5-15 meeter. Tanah galian saluran diletakkan diantara kedua saluran tersebut,
dimanfaatkan sebagai jalan yang diperlukan pada saat pemeliharaan saluran.
4. Drainase
Mole
Drainase
mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang konstruksinya
tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali tanah, cukup
dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol yang dipasang
pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman dangkal. Pada
bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk
memperbesar dan memperkuat bentuk lubang
Tidak
semua daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan memerlukan irigasi.
Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-daerah pertanian dimana terdapat satu
atau kombinasi dari keadaan-keadaan berikut :
a.
Curah hujan total tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tanaman akan air.
b.
Meskipun hujan cukup, tetapi tidak
terdistribusi secara baik sepanjang tahun.
c.
Terdapat keperluan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang dapat dicapai melalui irigasi
secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari segi teknis, ekonomis maupun
sosial.
(sumber : http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2015/02/drainase-perkotaan.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar