Tampilkan postingan dengan label drainase. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label drainase. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2018

Jenis-Jenis Drainase

1.      Land dan Smoothing
Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing (Penghalusan permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin kemiringan yang berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan saluran drainase permukaan
Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase permukaan yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%, dibandingkan dengan lahan yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa tanpa dilakukan upaya pengaturan saluran drainase permukaan terlebih dahulu.
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara teliti. ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus dihilangkan dengan bantuan peralatan pengukuran tanah.
Pada tanah cekungan, air yang tak berguna dialirkan secara sistematis melalui:
a.    Saluran/parit (terbuka) yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (shallow random field drains)
b.   Dari shallow random field ditch air di alirkan lateral outlet ditch
c.    Selanjutnya diteruskan kesaluran pembuangan utama (Main Outlet ditch)
Outlet ditch: umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 – 30 cm lebih dalam dari saluran pembuangan acak dangkal.
Overfall : jatuh air dari saluran pembuangan lateral ke saluran pembuangan utama dibuat pada tingkat yang tidak menimbulkan erosi, bila tidak memungkinkan harus dibuat pintu air, drop spillway atau pipa
2.      Drainase Acak (Random Field  Drains)
Drainase ini merupakan gambaran yang menunjukan pengelolaan untuk mengatasi masalah cekungan dan lubang – lubang tempat berkumpulnya air. Lokasi dan arah dari saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi lahan. Kemiringan lahan biasanya diusahakan sedatar mungkin, hal ini untuk memudahkan peralatan traktor pengolah tanah dapat beroperasi tanpa merusak saluran yang telah dibuat. Erosi yang terjadi pada kondisi lahan seperti diatas, biasanya tidak menjadi masalah karena kemiringan yang relatif datar. Tanah bekas penggalian saluran, disebarkan pada bagian cekungan atau lubang – lubang tanah, untuk mengurangi kedalaman saluran drainase.
3.      Drainase Pararel (Pararelle Field Drains)
Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan kurang dari 1% – 2 %, system saluran drainase parallel bisa  digunakan. System  drainase ini dikenal sebagai system bedengan. Saluran drainase dibuat secara parallel, kadang kala jarak antara saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari panjang dari barisan saluran drainase untuk jenis tanah pada lahan tersebut, jarak dan jumlah dari tanah yang harus dipindahkan dalam pembuatan barisan saluran drainase, dan panjang maksimum kemiringan lahan terhadap saluran (200 meter). Keuntungan dari system saluran drainase parallel, pada lahan terdapat cukup banyak saluran drainase. Tanaman dilahan dalam alur, tegak lurus terhadap saluran drainase paralel. Jumlah populasi tanaman pada lahan akan berkurang dikarenakan adanya saluran paralel. Sehingga bila dibandingkan dengan land grading dan smoothing, hasil produksi akan lebih sedikit. Penambahan jarak antara saluran paralel, akan menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan saluran drainase yang lebih besar dan dalam. Bila lebar bedding 400 m, maka aliran akan dibagi dua agar lebar bedding tidak lebih dari 200 m. Pada bedding yang lebar, harus dibarengi dengan land grading dan smoothing. Pada tanah gambut, saluran drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah 1 meter. Pada daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan pompa, bangunan  pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada musim hujan.
Pada daerah dataran tertentu ditemukan sistem khusus dari jarak saluran paralel, 2 saluran diletakkan secara paralel dengan jarak 5-15 meeter. Tanah galian saluran diletakkan diantara kedua saluran tersebut, dimanfaatkan sebagai jalan yang diperlukan pada saat pemeliharaan saluran.
4.      Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali tanah, cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman dangkal. Pada bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk memperbesar dan memperkuat bentuk lubang
Tidak semua daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan memerlukan irigasi. Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-daerah pertanian dimana terdapat satu atau kombinasi dari keadaan-keadaan berikut :
a.    Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air.
b.   Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik sepanjang tahun.
c.    Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang dapat dicapai melalui irigasi secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari segi teknis, ekonomis maupun sosial.
 
(sumber : http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2015/02/drainase-perkotaan.html)

Macam-Macam Drainase

1.    Menurut Asalnya

Menurut asalnya drainase dibedakan menjadi dua yaitu :
a.    Saluran alam (natural)


b.   Saluran buatan (artificial)


2.    Menurut Letak Saluran
a.       Drainase permukaan
b.      Drainase bawah permukaan
c.       Drainase memanjang
d.      Drainase melintang




3.    Menurut Konstruksi

a.       Saluran terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.



b.      Saluran tertutup
Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.



4.    Menurut Fungsi
a.       Single purpose
Single purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
b.      Multi purpose
Multi purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

(sumber : http://umarcivilengineering.blogspot.co.id/2015/02/drainase-perkotaan.html)

Selasa, 16 Januari 2018

PEMBAGIAN BETON MENURUT STRUKTURNYA

  1. Beton Tidak Bertulang ( Plain Concrete )
  2. Beton Bertulang ( Reinforced Concrete / RC )
  3. Beton Prategang ( Prestressed Concrete / PC ), dibagi menjadi 2 yaitu : 
  • Pre - tensioned
  • Post - tensioned monolith
  • Post - tensioned segmental

FAKTOR – FAKTOR YANG MEPENGARUHI PEMILIHAN PENGGUNA BETON PRECAST

  1. Faktor Kualitas

     Pada umumnya diproduksi di pabrik lebib terjamin kualitasnya, dan dapat memakai beton dengan mutu yang lebih tinggi.

  2. Faktor Project Site

     Lokasi proyek yang terpencil, maupun ketersediaan lahan yang terbatas/sempit seringkali tidak memungkinkan produksi di site proyek.

  3. Faktor Schedule Pelaksanaan

     Pemakaian beton precast dapat mempercepat waktu pelaksanaan.

  4. Faktor Biaya Pelaksanaan

     Penggunaan beton precast umumnya dapat mengurangi biaya pelaksanaan.

  5. Faktor Kemudahan Pelaksanaan di Lapangan 

     Dengan memakai beton precast maka pelaksanaan dapat dilakukan dengan lebih praktis karena tidak perlu diproduksi di lapangan.


     

     

    (sumber: http://www.sementigaroda.com/files-data/pdf/2015/07/29/precast-concrete.pdf)

     

Minggu, 07 Januari 2018

Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Konstruksi Beton

Dalam dunia konstruksi, beton mempunyai peran vital. Konstruksi beton merupakan penyusun struktur sebuah bangunan. Kekuatan konstruksi beton menjadi tulang punggung berdiri atau tidaknya bangunan. Lalu apa saja penyusun beton itu sendiri dan faktor apa yang mempengaruhi kekuatannya? Berikut penjelasannya.

Kandungan semen

Semakin banyak bahan material semen yang akan Anda gunakan, maka akan dihasilkan konstruksi beton bertulang yang kuat dan baik. Penggunaan semen berbanding lurus dengan kekuatan konstruksi beton.

Kandungan Air

Semakin banyak air yang Anda gunakan, maka konstruksi beton yang dihasilkan semakin jelek. Walaupun di dalam pengerjaan konstruksi beton ringan, jika air yang digunakan banyak, konstruksi beton semakin mudah dikerjakan dan pekerjaan menjadi lebih ringan. Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin, hanya agar campuran konstruksi beton bisa dikerjakan (bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan di-finishing).

Campuran Air dan Bahan Material Semen atau Fakor Air Semen (FAS)

Semakin tinggi perbandingan campuran air dan bahan material semen maka konstruksi beton malah semakin jelek. Untuk meningkatkan mutu konstruksi beton rumah harus mengurangi perbandingan air dan bahan material semen.
Faktor air dan bahan material semen adalah perbandingan antara berat air dibandingkan dengan berat bahan material semen. Jika air kita simbolkan dengan W, dan bahan material semen kita simbolkan dengan C maka rumusnya adalah FAS= W / C, dimana berat jenis air adalah 1 kg/liter, dan berat jenis bahan material semen adalah 3150 kg/m3 (disyaratkan American Standard Testing and Material).

Agregat (Pasir dan koral)

Campuran yang terlalu banyak pasir walapun akan menjadikan beton halus akan tetapi kekuatannya sedikit berkurang, jika dibandingkan dengan campuran yang normal. Kekuatan beton akan semakin menurun jika ketika pencampuran menggunakan molen terlalu lama. Sebaliknya jika beton terdiri dari koral yang banyak, konstruksi beton akan menjadi kasar akan tetapi kekuatannya mejadi lebih baik jika dibandingkan dengan beton yang menggunakan pasirnya lebih banyak.

(sumber : http://www.sementigaroda.com/read/20150727/81/faktor-yang-mempengaruhi-kekuatan-konstruksi-beton)

Selasa, 02 Januari 2018

Syarat Bahan Beton Yang Bermutu Baik

Beton merupakan salah satu bahan untuk struktur bangunan yang sangat banyak dipakai dan luas penggunaannya. Umumnya kita menggunakan beton readymix untuk pekerjaan struktur bangunan kita, tetapi jika kondisi lapangan maupun lingkup pekerjaannya tidak memungkinkan untuk menggunakan beton readymix (seperti : lokasi plant beton readymix sangat jauh, volume pekerjaannya sangat kecil, dan lain sebagainya) maka akan digunakan beton sitemix atau beton yang diaduk sendiri di lokasi proyek.

Bahan beton readymix maupun site mix terdiri dari semen, pasir beton, kerikil, dan air. Untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang diinginkan akan digunakan perbandingan atau komposisi bahan beton dengan takaran tertentu. Tetapi untuk memastikan mutu beton yang baik, bahan-bahan beton tadi harus memenuhi persyaratan tertentu seperti :


Semen
Semen yang biasa digunakan adalah Semen Portland. Semen potland yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yaitu :
  1. Semen tidak kadaluwarsa, dapat diperiksa dengan cara dipegang oleh tangan, bila masih hangat, maka semen belum kadaluwarsa.
  2. Semen belum mulai menggumpal.
  3. Semen masih bereaksi, yaitu apabila digenggam dengan tangan maka akan jatuh berhamburan.
Kerikil dan Pasir Beton (Agregat)
Sifat yang paling penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan. Dua hal ini dapat mempengaruhi ikatan dengan pasta semen, porositas, serta keretakan beton.
Adapun syarat-syarat dari agregat yang digunakan adalah :
  1. Keras  dan tidak mudah hancur, bila dipegang oleh tangan
  2. Tidak  mengandung garam, karena garam dapat menyebabkan pemekaran beton karena “bunga-bungan kristal” ( eflorescences ) dari garam, serta mengakibatkan korosi pada tulangan di dalamnya.
  3. Tidak mengandung mineral logam, terutama besi ( Fe ).
  4. Tidak mengandung biji-bijian yang mudah tumbuh.
  5. Kadar lumpur, tanah liat dan debu dalam agregat maksimal adalah 2 %. 
Kadar lumpur ini dapat diuji dengan cara :
  • Mencampur air dan agregat, kemudian didiamkan selama ½ jam, maka akan tebentuk lapisan pasir dan lumpur. Dengan perbandingan tinggi maka didapat kadar lumpur agregat
  • Memasukkan agregat yang ada dalam genggaman tangan ke dalam air, apabila banyak yang lengket, maka agregat mengandung lumpur. 
  • Menjepit agregat, terutama pasir dengan jari, apabila ternyata lumpur, maka butiran tersebut akan pecah
Air
Kuantitas air yang digunakan akan mempengaruhi semua sifat beton, sedangkan kualitas air akan mempengaruhi pengerasan dan keawetan dari beton. Air yang digunakan dalam pembuatan beton harus memenuhi syarat-syarat :
  1. Tidak mengandung bahan organik, misalnya sisa tumbuhan.
  2. Tidak mengandung bahan kimia, misalnya besi, sulfat dan klorida, karena zat-zat kimia ini dapat merusak mutu beton
  3. Tidak mengandung minyak, karena akan menghambat hidrasi yang diperlukan oleh beton untuk ikatan awal.
  4. Tidak mengandung garam.
(sumber : http://www.mediabangunan.com/2013/10/syarat-bahan-beton-yang-bermutu-baik.html)

Kamis, 21 Desember 2017

Sistem Drainase

Drainase yang meliputi jenis, system, dan permasalahannya:
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.


*Jenis – jenis drainase :
• Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan penunjang
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus
• Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
• Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur
• Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah kota.
b) Sistem dan permasalahan drainase
Sistem drainase dibagi menjadi
:
1. tersier drainage
2. secondary drainage
3. main drainage
4. sea drainage
Permasalahan drainase:
Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. reklamasi
6. limbah sampah dan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap
3. pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama     pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki     konservasi lingkungan.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
*Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan dan luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya pi perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.

*Drainase Lapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi , maka analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan 1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.
Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.

*Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.

(ssumber : http://acepsuhendra.blogspot.co.id/2011/12/sistem-drainase.html)