Rabu, 20 Januari 2021

Faktor Kualitas Pembentuk Pipa Beton



Ingin membuat produk beton pracetak pipa beton yang baik? Simak tips - tips berikut ini. 

Memproduksi pipa beton tergolong lebih rumit daripada memproduksi produk uditch atau box culvert yang adukannya tinggal dicetak dan didiamkan saja. Lain halnya dengan pipa beton yang menuntut banyak hal agar adukan beton tersebut benar - benar membentuk sebuah pipa beton yang bagus kualitasnya. Baik dari tampilan luarnya maupun bagian dalamnya. Sebelum kita menentukan akan membuat produk pipa beton, sebaiknya kita mengenal dan memahami produk yang akan kita buat, karena investasi pembuatan pipa beton tidaklah murah. Mulai dari batching plant, mesin produksi pipa beton, dan tempat penyimpanan. Apabila anda belum yakin akan memproduksi pipa beton, sebaiknya anda memulai dengan berpartner dengan pabrik yang memproduksi pipa beton sebagai penjual pipa beton. Jika pasar anda sudah terbentuk dengan jelas lantas anda memang sudah mengenal dan memahami produk pipa beton ini, maka jika keuangan anda memadai, memproduksi pipa beton sendiri bisa menjadi sebuah pilihan. 

Adapun faktor-faktor pembentuk kualitas pipa beton dapat dilihat dibawah ini:

1. Pemilihan material pembentuk beton yang berkualitas. 

Adalah sangat crucial untuk menentukan kualitas material yang merupakan adukan beton. Namun bagaimana juga ketelitian dan kepintaran dalam memilah dan memilih material berkualitas yang sesuai dengan penentuan HPP (Harga Pokok Produksi) juga menjadi suatu ketentuan yang tidak boleh dikesampingkan. Jangan sampai memilih kualitas yang terlalu tinggi sampai menjadikan harga jual pipa beton menjadi sangat mahal.

Berikut dibawah ini adalah hal -hal yang mempengaruhi kualitas produk pipa beton:

1. Faktor internal produk (material produk) 

Marilah kita mulai dengan memilih produk semen yang berkualitas. Pada umumnya, semen yang standard dipakai untuk membuat beton adalah semen jenis portland. Kemudian bentuk fisik yang perlu diperhatikan adalah kelembaban semen. Semen yang kering tentunya lebih bagus daripada semen yang memiliki kelembaban yang tinggi, hal ini karena mempengaruhi konsistensi campuran adukan pada agregat kasar dan halus, serta penentuan pencampuran air. Semen yang lembab, berarti memiliki kontaminasi kadar air yang akan mempengaruhi proses pembuatan adukan beton. Sudah barang tentu hasilnya akan mengurangi kekuatan beton karena pada dasarnya fisik semen itu panas dan kering sehingga harus tetap seperti itu sampai semen itu bercampur dengan partikel lainnya. Kemudian, semen yang bagus akan memiliki kepekatan yang rekat dan lengket serta tidak pecah. Mengenai kelengketan yang dimaksud dapat anda lihat dengan kasat mata ketika diaduk. Pasti akan ada perbedaan antara semen yang baik dan yang buruk kualitasnya. Untuk mendapatkan konsistensi kepekatan yang anda inginkan, anda harus mencoba beberapa semen dan melihat reaksinya sendiri ketika bercampur menjadi sebuah adukan. Lalu perlu juga diperhatikan permasalahan waktu kering semen yang merupakan barometer kualitas semen. Semen yang mudah kering akan membuat adukan anda cepat keras dan kemungkinan besar akan menghasilkan keretakan ketika diaplikasikan pada produk.Proses pencampuran adukan harus mencapai waktu standar anda. Ada yang memasang waktu tertentu dengan mengatakan waktu sekian adalah standar waktu semen untung mengering. Akan tetapi, perlu diperhatikan kalau setiap orang memiliki formula dan campuran adukan beton tersendiri yang akan mempengaruhi waktu pengeringan. Belum lagi tempat dan suhu ruang yang turut mempengaruhi proses pengeringannya. Jadi untuk standar waktu pengeringan semen itu menjadi satu hal yang sangat subyektif. Yang jelas, perlu digarisbawahi kalau semen yang berkualitas baik itu tidak cepat kering dan memberikan hasil adukan yang rapat dan pekat. Apabila menurut anda semen yang anda pakai terlalu cepat kering tapi hasil dari adukannya sangat bagus.

Apabila proses waktu keringnya semen tersebut mengganggu proses pembuatan pipa beton anda, maka yang anda perlukan adalah membeli kimia untuk memperlambat waktu pengeringan, bukan mengganti semennya. Terkadang slogan "ada harga ada kualitas" tidak bisa diperlakukan sama kesemua barang. Kalau harga semen yang murah cocok dengan adukan anda, maka tidak perlu untuk berpaling ke yang lain. Sebab penciptaan adukan beton khususnya yang diaplikasikan pada produk beton pracetak adalah subyektif kepada pembuatnya masing-masing. 

Perihal kedua yang harus diperhatikan adalah pasir yang merupakan agregat halus. Pasir memegang peranan terpenting kedua di dalam penciptaan adukan beton. Pada dasarnya pasir yang baik adalah pasir yang bersih dan memiliki ukuran yang kurang lebih sama.Lalu pasir yang seperti apakah yang seharusnya digunakan untuk membuat adukan beton? Dibawah ini adalah penjelasannya:

A. Pasir yang baik memiliki bentuk dan ukuran yang kurang lebihnya sama. Untuk membedakannya kita dapat melihatnya langsung dengan mengambil segenggam pasir lalu melihatnya dengan seksama. Apabila banyak serbuk di dalam pasir dan terlihat terlalu banyak bentuk yang jauh lebih besar dari pasir yang ada di dalam genggaman anda, maka pasir itu sebaiknya tidak anda pakai untuk adukan beton anda karena indikasi itu menunjukkan kalau pasir itu telah bercampur dengan serpihan batu atau batu kecil dan tanah atau lumpur. 

B.Pasir yang bersih dari tanah dapat langsung kita lihat secara kasat mata dengan memasukkan segenggam pasir ke dalam sebuah gelas yang telah diisi air yang bersih lalu dikocok dan dibiarkan selama beberapa menit. Apabila air tersebut keruh dan membentuk lapisan, maka dapat dipastikan kalau pasir itu mengandung tanah dan/lumpur. Maka pasir itu perlu dicuci. 

C.Pasir yang mengandung kotoran organik lainnya tidak dianjurkan untuk dipakai di dalam adukan beton. Mengapa? Untuk alasan yang sama dengan tanah dan lumpur, apabila bersatu organik tersebut dengan semen, maka akan terjadi pengerasan tanah, yang tentu karena sifat semen lebih kuat daripada organik tersebut, maka percampuran organik tersebut dengan semen akan membuat pengerasan terpisah dari adukan beton yang sifatnya akan melemahkan adukan beton. Cara mudah untuk melihat apakah pasir itu mengandung kotoran organik adalah dengan mengambil segenggam pasir, memasukkannya kedalam segelas air yang sudah dicampur dengan soda api, lalu dikocok dan didiamkan selama beberapa menit. Kalau airnya berubah berwarna cokelat, maka pasir itu tidak bisa dipakai karena terdapat kotoran organik di dalamnya. 

D. Pasir tidak boleh mengandung garam karena ia bersifat korosif terhadap besi yang merupakan tulangan pipa beton. Pasir laut sudah pasti mengandung garam maka dari itu pasir yang seperti itu tidak dapat dipakai. Selain pasir laut, ada pasir danau atau sungai air payau yang memang terekspos dengan garam. Untuk itu, ada baiknya anda mengeceknya dengan mengambil sejumput pasir yang anda rasa cukup bersih, kemudian menjilatnya. Jika anda merasakannya asin atau terasa sedikit asin, berarti ada kadar garam di dalamnya. Maka sudah jelas kalau pasir itu tidak dapat dipakai. 

E. Pasir dengan kadar lumpur 8% adalah batas toleransi yang boleh dipakai sebagai agregat halus di dalam adukan beton. Berarti di dalam 100% pasir ada 92% pasir dan 8% kadar lumpur. Apabila melebihi dari toleransi persentase itu, maka pasir sebaiknya dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai sebagai pengisi adukan beton. 

Pada umumnya, pasir apapun baik untuk dipakai sebagai campuran adukan beton selama memenuhi ketentuan dan persyaratan diatas. 

Cara menentukan kualitas agregat kasar tidak berbeda jauh dengan cara penentuan kualitas agregat halus. Pada dasarnya agregat kasar yang merupakan bebatuan kecil yang biasa disebut dengan split dan/atau screening, adalah pecahan batu kecil yang merupakan batu buatan. Batu yang berkualitas terlihat dari kebersihannya dan ketajamannya.

Sama dengan penentuan kualitas pasir, batu yang dipakai di dalam adukan beton haruslah batu yang bersih dari tanah, lumpur ataupun kotoran organik lainnya. Lalu berbeda dengan pasir, batu yang baik haruslah keras dan kuat. Hal ini bisa terlihat dari bentuk pecahannya yang tajam. Jadi apabila anda ingin melakukan pembelian batu, mintalah contoh minimum 1 karung batu untuk dilihat dan dipecahkan. Apabila setelah dipecahkan pecahannya berbentuk tajam, maka dapat dipastikan kalau batu itu memiliki kekuatan yang baik dan tidak lapuk. 

Kemudian, sebelum melakukan pembelian, cobalah untuk mencoba memasukkannya kedalam adukan beton. Jika hasilnya cukup memuaskan, maka batu tersebut dapat anda gunakan selanjutnya untuk produksi pipa beton anda. 

Berikutnya adalah kimia tambahan yang merupakan opsional dalam pembentukan adukan beton. Biasanya yang umum dipakai dan dicampurkan kedalam adukan beton adalah kimia pengering yang berfungsi sebagai agen percepatan pengeringan adukan beton atau sebaliknya untuk memperlambat proses pengeringannya. Selain itu, kimia penguat/pengeras yang berfungsi untuk memadatkan mengeraskan dan memperkuat beton ketika sudah kering. 

Selanjutnya adalah air yang merupakan unsur pengikat material-material. Air menjadi sebuah standar yang terlihat sepele namun sangat berpengaruh terhadap produk yang anda buat. Pastikan anda mengecek kualitas air yang akan anda pakai untuk membuat adukan beton ke laboratorium terpercaya. Pastikan air yang anda pakai itu bersih dan tidak terkontaminasi zat yang akan bereaksi ketika bercampur dengan adukan beton sehingga dapat mempengaruhi kekuatan produk pipa beton anda. 

Terakhir adalah besi yang menjadi rangka tulang pipa beton. Pipa beton bertulang atau reinforced concrete pipe memiliki bermacam-macam struktur konstruksi besi. Istilah umumnya adalah pembesian. Pembesian pipa beton bertulang menjadi rahasia masing-masing produsen pipa beton. Hal ini karena pembesian menjadi kunci penting kekuatan tingkatan kelas pipa beton. Semakin banyak jumlah rangka besi di dalam pembesian, semakin tinggi kuat tekan dan kuat hancur sebuah pipa beton. 

Perlu diperhatikan bahwa besi dengan kualitas yang baik adalah besi ulir dibandingkan dengan besi polos karena tingkat ketahanannya lebih tinggi daripada besi polos.Tentunya harga juga lebih mahal daripada besi polos. Silahkan terlebih dahulu mencoba untuk memakai besi polos. Apabila ia cukup memadai untuk produk anda, maka cukuplah besi ulir menjadi rangka pembesian pipa beton anda.

2. Faktor eksternal produk. (Suhu dan Kelembaban, Waktu, Pembuatan)

Faktor eksternal yang menjadikan produsen pemula terkadang bertanya - tanya akan produknya sendiri perihal kekuatannya. Mengapa dengan material - material yang bagus, produk yang tercetak dengan baik, kekuatan tidak bisa mencapai sesuai dengan yang diinginkan? Perlu diperhatikan suhu / temperatur ruangan dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kinerja kimiawi adukan beton. Apakah kedua hal itu sudah sesuai dengan adukan beton anda, ataukah campuran adukan betonnya harus diperbaiki menyesuaikan dengan suhu dan kelembaban tempat produksi dan penyimpanan? Pertanyaan ini hanya anda yang bisa menjawabnya karena standarisasi suhu dan kelembaban itu harus disesuaikan dengan keadaan tempat produksi dan penyimpanan. Satu hal yang harus selalu diingat yaitu adukan beton itu membutuhkan kelembaban yang sesuai dan suhu yang tidak terlalu tinggi. Seberapa lembab dan seberapa panas yang dibutuhkan produk pipa beton anda, hanya andalah yang mengetahuinya setelah melalui beberapa percobaan tentunya. 

Waktu pengeringan pasca produksi menjadi satu hal yang wajib untuk dilalui. Standar tingkat kematangan usia beton adalah 28hari. Lalu apakah bisa dipercepat? Dengan penyimpanan yang sesuai, pemakaian boiler, dan kimia yang sesuai dengan adukan beton anda, usia pipa beton anda dapat matang sebelum 28hari.

Terakhir yang menjadikan penentuan dari semua itu adalah mekanisme pembuatan yang menentukan seseorang untuk memiliki pengalaman terhadap hal-hal tersebut diatas. Terkadang ada mekanisme tertentu di lapangan yang hanya orang tertentu yang dapat melakukannya dan melakukannya dengan cara yang terbaik. Untuk itu, pastikan anda memiliki tenaga yang kompeten yang berpengalaman di bidangnya dan memiliki kemampuan untuk berimprovisasi.